Kontrasepsi sangat penting bagi ibu remaja setelah melahirkan karena membantu menghindari kehamilan yang terlalu cepat, yang bisa meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur dan anemia. Idealnya, ada jeda minimal 24 bulan antara persalinan dan kehamilan berikutnya untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, kontrasepsi memberi tubuh ibu waktu yang cukup untuk pulih sepenuhnya setelah melahirkan. Ini juga memberi ibu remaja kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau merencanakan masa depan keluarga dengan lebih baik.
Ada beberapa jenis kontrasepsi yang dapat dipilih, mulai dari metode jangka pendek seperti pil kombinasi, pil progestin-only, suntik KB, dan kondom, hingga metode jangka panjang seperti implan dan IUD. Pil kombinasi tidak dianjurkan untuk ibu menyusui dalam enam bulan pertama, sementara pil progestin-only dan suntik KB aman untuk ibu menyusui. Implan adalah batang kecil yang ditanam di bawah kulit lengan dan efektif hingga 3-5 tahun, sementara IUD tersedia dalam varian tembaga dan hormonal yang dapat digunakan segera setelah persalinan. Pil kontrasepsi darurat adalah opsi jika terjadi hubungan seksual tanpa proteksi atau kegagalan metode kontrasepsi, meskipun ini bukan untuk penggunaan rutin.
Memilih metode kontrasepsi yang tepat melibatkan pertimbangan kesehatan pribadi, seperti riwayat medis dan apakah ibu menyusui. Penting juga untuk mempertimbangkan kenyamanan pribadi dan ketersediaan metode tersebut di daerah setempat. Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi individu, serta cara penggunaannya.